Klenteng KWAN IM HUD
COUW
Merupakan salah satu klenteng yang terdapat di
daerah sekitar sewan tepatnya di jln kedaung wetan tangerang letaknya masuk
kedalam gang sempit yang berada di pinggir jalan .sesampainya disana kami
bertemu langsung dengan pengurus klenteng bermana kode Sun I ,kedatangan kami
di sambut dengan ramah oleh beliau. kemudian kami banyak bertanya mengenai
klenteng Kwan Im Hud Couw dan beliau menjelaskan tentang awal
berdirinya kelenteng tersebut .
pada awalnya kelenteng ini di bangun
pada tahun tahun 2000 awalnya hanya berupa kelenteng kecil awal mulanya kenapa
bisa berdiri klenteng tersebut karena kepercayaan kode Sun I kepada Kwan Im
atau dewi welas asih yang sangat kuat beliau sejak tahun 80an setiap Ceit atau
Cap Go beliau selalu menyempatkan untuk pergi sembahyang ke klenteng Boen Tek Bio
yang terletak di pasar lama Tangerang. Karena itu beliau dan beberapa orang
lainnya memutuskan untuk membangun klenteng Kwan Im Hud Couw sebagai tempat
bersembahyang dan berdoa kepada dewa dewi.
Tata cara sembahyang di klenteng ini menggunakan
hio sebagai alat atau media didalam memanjatkan permhonan dan doa yang ingin di
sampaikan kepada dewa dan dewi di klenteng. Setelah selesai bersembahyang kita
harus membakar kertas emas atau biasanya disebut kertas Sukim, kertas ini dapat
diartikan sebagai uangnya para dewa sebagai rasa terimakasih kita kepada dewa
dan dewi.
Di klenteng ini kongco atau dewa utamanya adalah
Kwan Im atau dewi welas asih. Dewi Kwan Im Hud couw(dalam bahasa mandarin
disebut Guan Yin). Dewi ini dikenal secaa luas sebagai dewi welas asih
masyarakat Tionghoa yang masih mengikuti kepercayaan leluhur mereka percaya
bahwa Kwan Im dapat mendengarkan keluh kesah mereka yang menderita dan datang
menolong, dalam wujud yang berbeda-beda. Patung Kwan Im biasanya dalam
perwujudan berbaju putih. Patung Kwan Im baik yang berbentuk dalam keadaan
duduk atau berdiri, mempunyai makna sendiri-sendiri.kebanyakan orang akan
memilih yang dalam posisi duduk, sebab bentuk ini menimbulkan kesan tenang,
tenteram dan anggun, merupakan gambaran pencerahan yang sempurna.
tidak hanya dewa dewi yang berasal dari Tiongkok
saja yang ada di klenteng tersebut tetapi ada juga keramat yang
berisi dewa dewi lokal atau leluhur yang terdapat di daerah tersebut.
Berkat kerja keras dan kesabaran klenteng Kwa Im
Hud Couw sekarang sudah menjadi besar dan memiliki umat dari sekitar tangerang
maupun dari luar tangerang. Disini juga terdapat vihara untuk beribadah umat
beragama buddha banyak dari masyarakat sekitar yang bersembahyang atau
beribadah di sini.
Klenteng SAM PHO THAI JIN
Klenteng
Sam Pho Thai Jin berdiri tahun 1922 di daerah lio baru, pintu air kota
Tangerang. Pendirinya adalah You Chen Siong sebagai ucapan terima kasih dari
seorang pedagang dari Jakarta karena You Chen Siong telah membantu pedagang
tersebut sehingga pedagang tersebut memberikan You Chen Siong dana untuk membangun
klenteng yang diberi nama Sam Pho Thai Jin . pemberian nama Sam Pho Thai Jin di
maksudkan karena adanya pemberian sebuah patung laksamana Ceng Ho dari Tiongkok
kepada You Chen Siong sebagai bentuk rasa terimaksih. You Chen Siong adalal
seorang tabib tradisional yang memiliki kemampuan pengobatan menggunakan
perantara bantuan sebuah Piso Tua yang beliau punya.
Seperti umumnya bangunan
klenteng, Klenteng Sam Pho Thai Jin yang terletak di Lio baru, Tangerang,
bangunan ini juga didominasi warna merah. Di sini kami bertemu dengan ko Agung
selaku pengurus serta keturunan ketiga dari pemilik klenteng Sam Pho Thai Jin
kemudian kami diajak untuk berkeliling klenteng tersebut.
Tata cara sembahyang
disini hampir sama saja dengan klenteng lainnya dengan menggunakan Hio dan
lilin sebagai perantara berdoa serta kertas Sukim yang disimbolkan dengan
ucapan syukur atas berkah yang diberikan dewa dan dewi.
Klenteng ini memiliki
dewa utama Sam Po Thai Jin yang merupakan seorang laksamana yang berasal dari
Tionghoa Cheng Ho lahir pada tahun 1371 di Distrik Kunyang, Provinsi Yunnan,
Tiongkok yang pada saat itu mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ia anak
kedua dari lima bersaudara. Ayahnya adalah Ma Hazhi, seorang haji yang akhirnya
menjadi korban pertempuran pada masa Dinasti Ming yang pada saat itu ingin
mempersatukan seluruh Tiongkok. Selama 27 tahun, Cheng Ho telah memimpin tujuh
pelayaran termasuk pelayaran ke wilayah nusantara. Ia adalah seorang panglima
yang berbakat membawahi puluhan ribu pelaut dalam ekspedisi laut terbesar dalam
sejarah China.
Menurut hikayat, Cheng Ho
tidak hanya berhasil memamerkan keperkasaan militer maritim Dinasti Ming,
tetapi juga berhasil menunjukkan keluhuran budaya Cina dan berperan penting
menyebarkan agama Islam di daerah-daerah kunjungannya terutama di wilayah
Sumatera dan Jawa. Ekspedisi Cheng Ho disebutkan menjadi gelombang ketiga
penyebar agama Islam setelah gelombang pedagang asal Gujarat dan pedagang dari
wilayah Timur Tengah. Terdapat banyak peninggalan ekspedisi Cheng Ho,
peninggalannya yang terkenal adalah bangunan Kelenteng Sam Po Kong di Semarang.
Disini juga terdapat
semacam keramat yang beisi benda-benda pusaka peninggalan leluhur seperti
kris,tombak dan batu-batu.
AUTHOR BY Alpin