Bahasa : Indonesian
Negara : Indonesia
Penerbit :Gramedia,2004
Penulis : Lan Fang
Jumlah
halaman : 128
Pai Yin adalah seorang gadis desa
sederhana yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah pabrik plastik di daerah
Gaoshan, salah satu daerah di Kabupaten Fujian, Cina. Niko adalah seorang
peranakan Cina-Belanda asal Indonesia yang datang ke Gaoshan untuk membantu
menyelesaikan masalah di pabrik tempat Pai Yin bekerja. Pertemuan mereka di
pabrik itu menjadi awal mula hubungan cinta mereka.
Hubungan mereka tidak berjalan
lancar karena ditentang oleh orang tua masing-masing. Orang tua Pai Yin merasa
Niko hanyalah seorang Cina keturunan ke-6 yang sudah tidak lagi bermarga dan
tidak mengenal adat istiadat Cina. Bagi mereka Niko adalah seorang asing.
Di lain pihak, keluarga Niko
ingin Niko menikahi seorang gadis terpelajar, berasal dari keluarga terhormat,
modis, dan berada pada level yang sama dengan keluarga mereka. Bagi ayah dan
ibu Niko, Pai Yin hanyalah seorang gadis desa yang terlalu sederhana dan tidak
cocok untuk menjadi menantu keluarga.
Di saat konflik Cina-Taiwan
memanas, Niko harus kembali ke Indonesia karena desakan pihak orang tua dan
perusahaan. Dia berjanji akan kembali untuk Pai Yin, lalu pergi meninggalkan
gadis itu tanpa mengetahui bahwa Pai Yin tengah mengandung anaknya.Ketika Niko
menepati janjinya untuk kembali, Pai Yin malah menghilang tanpa jejak.
Bagaimanakah akhir kisah hubungan mereka? Mampukah Niko dan Pai Yin kembali
bersatu?
Pai Yin adalah novel kedua karya
Lan Fang yang saya baca. Novel yang sebelumnya, Ciuman Di Bawah Hujan, cukup
mengecewakan dan membuat saya kurang tertarik untuk melirik karya Lan Fang yang
lainnya. Tapi mengingat pengalaman saya dengan V. Lestari sebelumnya, saya rasa
tidak adil kalau saya menghakimi Lan Fang sebagai penulis yang buruk hanya
berdasarkan satu karya saja, karena itulah saya memutuskan untuk membaca
"Pai Yin" ini dan bisa dibilang buku ini merupakan perbaikan
"image" saya terhadap si penulis.
Alurnya cukup sederhana dan
ringkas. Lan Fang mengangkat soal pengotak-ngotakkan etnis dan romantisme cinta
dalam karyanya ini. Poin utama yang membuat cerita ini menarik adalah latar
belakang sosial antar tokoh dan bagaimana nilai yang berbeda dianut keluarga
kedua tokoh utama. Saat keluarga Pai Yin menganggap anak lelaki yang bekerja di
Jepang, anak perempuan yang lulusan universitas, dan sebuah rumah beton
bertingkat 4 adalah sebuah kehormatan, keluarga Niko menganggap kehormatan
keluarga datang dari tingginya pendidikan dan pola hidup yang mereka pandang
terhormat.
Ending ceritanya terasa kurang,
karena pertemuan mereka terasa terlalu cepat dan kurang dramatis. Mengingat
sebelumnya cerita ini diikutkan penulis dalam lomba cerber Femina (dan juga
merupakan pemenang lomba tersebut), mungkin akhir yang terburu-buru ini
dikarenakan faktor pembatasan jumlah kata/halaman sebagai syarat lomba.
Author by Alpin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar